HAY SILASE DAN JERAMI FERMENTASI


HAY

Hijauan makanan ternak yang

sengaja di potong dan di keringkan

agar dapat di berikan pada masa

musim kemarau. Tujuan hay

adalah : untuk persediaan

makanan ternak di musim kering,

memanfaatkan hijauan pada saat

pertumbuhan terbaik,

mendayagunakan hijauan limbah

dari tanaman kacang kacangan ,

sebagai pakan dalam perjalanan

lintas Benua.

Prinsip pembuatan hay :

menurunkan kadar air menjadi

15-20% dalam waktu singkat

dengan panas matahari maupun

buatan. Lama pengeringan

tergantung sumber panas,

kelembaban, fisik hijauan.

Hijauan kasar biasanya lebih lama

di keringkan debandingkan yang

halus. Tanaman yang telah di

potong dari kebun kemudian di

keringkan, maka dalam periode

pengeringan ini masih terjadi

respirasi yang merubah zat pati

menjadi glukosa yang akhirnya

peca mejadi H2O & CO2, hal inilah

yang mengurangi kualitas dari hay.

Untuk menghindari kehilangan zat

makanan terlalu banyak,

pengeringan harus di lakukan

secepat mungkin, penyinaran yang

singkat dan jangan sampai

kehujanan. Proses kehilangan

selanjutnya pada tahap

penyimpanan dan pengangkutan,

sebab pengangkutan yang kurang

hati hati dapat merusak fisik

hijauan. Saat penyinaran yang

buruk zat makanan yang hilang

atau rusak mencapai 50-60%, tapi

dalam cuaca yang baik hanya

kehilangan 25% saja.

Proses pengeringan

Pengeringan dengan panas

buatan :

Biasanya dilakukan di Negara 4

musim atau sub tropis, sebab

lamanya penyinaran matahari lebih

pendek di bandingkan Negara

tropis, dengan suhu pengeringan

mencapai 600-800 Celcius.

Kelebihannya adalah lebih cepat

dan praktis. Kekurangannya adalah

perlu biaya dan kehilangan Vit D.

Pengeringan panas matahari :

di jemur di bawa sinar matahari,

usahakan daun jangan sampai

keriting dan tempat penjemuran di

beri alas jangan langsung

menyentuh tanah. Tempat

menjemur terbaik denan para

para.

SILASE

Hijauan pakan ternak di potong

potong dalam keadaan segar untuk

kemudian di simpan dengan kadar

air 60-70% di dalam wadah drum

silo dengan kondisi an aerob bebas

O2.

Tujuan pembuatan silase :

1. Untuk membatasi kekurangan

pakan pada waktu musim kering

2. Menampung kelebihan produksi

rumput hijauan atau limbah daun

kacang kacangan

Proses yang terjadi pada

pembuatan silase :

1. Menjaga jangan sampai udara

luar masuk dalam wadah drum

silo, jika masuk akan terjadi

proses pembusukkan. Pada proses

ini terjadi perombakan nilai nutrisi

hingga ada kemungkinan turun.

2. Untuk sementara rumput dalam

silo drum masih bernapas dengan

udara di sekelilingnya dan

menghasilkan CO2 + H2O + energy

panas

3. Setelah udara dalam drum silo

habis, sel sel rumput akan

berhenti bernapas dan daun akan

mati sehingga terjadilah proses

ENSILASE.

4. Adanya pengaruh bakteri,

bakteri laktis acid, streptococcus

lantis dan membentuk asam

laktat /susu

dalam pembuatan silase yang

perlu di perhatikan adalah

membantu bakteri penolong

dengan jalan menambah subtract

( umbi umbian, gamblong, katul )

dan yang perlu di cegah adalah

bakteri pembusuk yang terdiri dari

bakteri clostridium sacharo butirat

dan clostridium tyrobutirat, yang

menghasilkan asam mentega.

Bakteri asam susu asam laktat

dapat tumbuh baik bila dalam

kondisi an aerob sehingga

prosesnya di sebut peragian atau

fermentasi, oleh karenanya agar

bakteri penolong dapat bekerja

optimal maka O2 harus di

keluarkan secara maksimal. Proses

pembentukan asam susu berjalan

sampai ph 4 asam sehingga

perkembangan bakteri clostridium

akan terhambat, keadaan ini

biasanya tercapai setelah 3-4

minggu.

Prinsipnya :

1. Mempercepat habisnya O2

2. Mempercepat kondisi asam

SILO SILASE / TEMPAT TERJADINYA

PROSES SILASE

Bahan silo bisa menggunakan

drum plastic, plastic meteran tebal

atau terpal berlapis plastic yang di

tanam dalam lobang tanah. Intinya

udara tidak boleh masuk dan air

hujan tidak boleh merembes

hingga membasahi isi silo yang

mengakibatkan proses

pembusukan.

Bahan silase :

limbah daun kacang kacangan,

daun leguminosa, rumput, daun

tebu atau semua hijau daun bisa

dip roses system silase.

Bahan pengawet :

molasses /tetes ; 2,5 liter/ 100 kg

bahan

Dedak : 5 kg/100 kg bahan

Tepung jagung : 3,5 kg/ 100 kg

bahan

Onggok : 2,5 kg/ 100 kg bahan

Ampas sagu : 7 kg/ 100 kg bahan

PEMBUATAN SILASE

1. Bahan hijau daun di potong

ptong sepanjang 5 cm, secara

bertahap masukan dalam silo,

setelah sebelumnya sedikit di

basahi air, lalu masukan bahan

pengawet, masukan lagi bahan

silase , injak injak hingga

memadat, lalu masukan lagi bahan

pengawet , beri bahan silase lagi ,

injak injak hingga padat, begitu

seterusnya hingga bahan silase

dan bahan pengawet habis ,lalu

tutup rapat agar udara dan sinar

matahari tidak bisa menembus

dalam silo

Jika memake Jerami Fermentasi ,

EM 4, ( PT )Probitik Top atau

( PSP )Probiotik Semi Plus, dosis

pakai 100 kg bahan silase adalah

250-500 ml yang di campurkan

pada bahan hijau daun /di basahi

sebelum di masukan silo, jika ada

kelebihan masukan dalam silo

PENGAMBILAN SILASE

Setelah seminggu atau dua minggu

atau 4 minggu silase sudah dapat

di ambil, jika ingin di simpan lama

dalam hitungan tahun, minimal

peram silase 1,5 bulan.

Silase di ambil secukupnya saja,

missal untuk stock selama 7 hari,

lalu di angin anginkan, setelah itu

baru bisa di berikan ke ternak.

Setelah silase di ambil , jangan

lupakan proses penutupan silo,

yang rapat agar dalam silo bebas

O2.

Ciri cirri silase yang baik :

1. Rasa dan bau asam tape

caramel

2. Warna hijau dengan sedikit

gradasi coklat

3. Tekstur tetap seperti hijau daun

4. Tidak berjamur, tidak berlendir

dan tidak menggumpal

JERAMI FERMENTASI ATAU

AMONIASI JERAMI

BAHAN

Jerami 100 kg

Urea 2 kg

Star bio atau EM4 atau PSP

( probiotik semi plus ) 250-500 ml

Urea yang di larutkan dalam air

akan menghasilkan NH3/amoniak,

berkat adanya enzim Urease dari

mikroorganisme yang ada di alam

akan mensintesa urea.

Urea di sini setelah menghasilkan

NH3 amonia berfungsi :

1. Menghidrolisa ikatan lignin

dengan selulosa

2. Menghidrolisa ikatan lignin

dengan hemiselulossa

3. Melarutkan sebagian Si ( silica )

4. Mengembangkan serat kasar/

selulosa sehingga memudahkan

penetrasi enzim selulosa pada saat

jerami saat berada dalam rumen

5. Dengan adanya ikatan N dari

ammonia akan meningkatkan CP

dari jerami padi dan juga

meningkatkan TDN daya cerna 30 %

dari serat kasar selulosa dalam

jerami.

Pembuatan :

1. Jerami di potong potong 5 cm

2. Buat larutan urea dan biang

stater di atas + air 5-10 liter,

campur jadi satu semua itu

3. Jerami bertahap di masukan

dalam wadah sambil di basahi di

ciprati air, setahap demi setahap

hingga bahan dan larutan habis,

lalu ikat atau tutup rapat.

Hasil penelitian, Uji kualitas

terbaik ammonia adalah pemakaian

urea 6%, masa peram 2 minggu

dan kadar air amoniasi jerami

adalah 40%. Ini hasil penelitian

Prof Drh Mohammad soejono MSc

MS dari Kepala Laboratorium

Teknologi Makanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar